Geografi Indonesia memang didominasi oleh gunung api. Bahkan beberapa gunung api di Tanah Air kesohor karena letusannya yang membuat dunia merana.
Letusan besar gunung berapi di Indonesia pernah tercatat membuat kekalutan tidak hanya di Nusantara tetapi juga dunia. Dahsyatnya letusan membuat banyak peradaban hilang. Ribuan jiwa tewas akibat letusan Gunung di Indonesia.
Salah satu yang saat ini sedang ramai diperbincangkan adalah Gunung Tambora. Gunung ini 200 tahun lalu meletus dahsyat. Tak heran di tahun ke 200 ini banyak yang memperingati tragedi mengerikan tersebut dengan mendaki gunung di Pulau Sumbawa ini.
Namun bukan hanya Tambora yang menuliskan sejarah dahsyat tentang letusan gunung di Tanah Air. Beberapa gunung api di Nusantara ternyata juga pernah membuat dunia internasional merana akibat letusannya yang dahsyat.
1. Letusan Tambora tahun 1815 digelar Pompeii dari Timur
Tidak hanya panorama alamnya yang menakjubkan, sejarah letusan Gunung Tambora yang global juga pernah membuat gunung ini menjadi salah satu yang ditakuti.
Gunung dengan tinggi 2.851 meter di atas permukaan laut ini pernah menjadi gunung tertinggi kedua selepas Puncak Jaya sebelum meletus di tahun 1815. Sebelum meletus, gunung ini mempunyai ketinggian hingga 4.300 meter di atas permukaan laut.
Letusan gunung ini begitu dahsyat yang membuat separuh puncak gunungnya runtuh dan meninggalkan ketinggian 2.851 meter di atas permukaan laut, dengan kaldera seluas 7 km, keliling 16 km, dan jarak puncak dengan dasar kawahnya sedalam 800 meter.
Ketika gunung yang terletak di Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat ini meletus, diyakini tiga kerajaan kecil di Pulau Sumbawa punah tak bersisa. Penggalian arkeologi di tahun 2004 kemudian mencari sisa kebudayaan yang terkubur di kedalaman 3 meter. Kerana kedudukannya sama dengan letusan Pompeii, penemuan ini sering disebut sebagai Pompeii dari Timur.
Letusan gunung Tambora yang mendominasi semenanjung utara Pulau Sumbawa ini bahkan menggoncangkan bumi hingga jarak beratus-ratus batu. Tidak hanya itu saja, ketika meletus, Tambora memuntahkan lelehan lava panas, batu-batu besar dan gas mematikan yang disebut-sebut menewaskan hingga 17,000 orang.
400 Juta tan gas sulfur memenuhi langit hingga 27 batu tegak lurus ke stratosfera. Keadaan ini membuat siang hari menjadi gelap gelita. Debu tebal yang dikeluarkannya menyelimuti Pulau Bali dan mematikan pelbagai tanaman yang hidup di dalamnya.
Abu dan debu yang dikeluarkan Tambora kerana letusan ini tersebar mengelilingi dunia, mengoyak lapisan tipis ozon dan menetap di lapisan troposfera selama beberapa tahun dan turun melalui angin dan hujan ke bumi. Hujan tanpa henti selama lapan minggu kemudian mencetuskan wabak tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggeris serta mencetuskan gagal tuaian di China, Eropah, dan Ireland.
Kini kawasan Gunung Tambora telah menjadi dua lokasi pemuliharaan iaitu Tambora Wildlife Reserve dengan luas 80.000 hektar dan Tambora Hunting Park dengan luas 30.000 hektar. Kawasan Tambora tampak berbeza dengan puncak berwarna coklat yang dikelilingi oleh hutan lindung yang lebat.
2. Letusan Krakatoa pada tahun 1883, boleh menjadi huru-hara iklim di dunia
27 Agustus 1883, Indonesia dan juga beberapa negara di dunia terselimuti awan tebal akibat letusan gunung berapi. Bahkan konon akibat letusan gunung itu menjadikan iklim di bumi dingin sekitar 1,2 Celcius selama kurang lebih 5 tahun lamanya.
Dimulai dari bulan Mei 1883, Gunung Krakatau yang juga dikenal dengan nama Krakatoa, Carcata atau Rakata, mulai menunjukkan aktivitasnya yang semakin lama semakin meninggi. Sejumlah gempa yang getarannya mampu dirasakan orang-orang yang berada dari Australia.
Pada akhirnya, aktivitas Krakatau semakin tinggi yang bermula pada tanggal 26 Agustus di tahun yang sama dan satu hari setelahnya atau pada tanggal 27 Agustus 1883, gunung tersebut meletus dengan dahsyatnya.
- Rahsia suri rumah dapat barang murah setiap hari LIHAT SINI <<==
Setidaknya ada 4 letupan dasyat dari Krakatau yaitu pukul 5:30 WIB, 6:42 WIB, 8:20 WIB dan 10:02 WIB. Ledakan terakhir lah yang menghancurkan dua pertiga dari tempat di mana Krakatau berada. Selain awan gelap, abu vulkanis yang menyesakkan dada, tsunami dengan tinggi sekitar 36 meter lebih dan juga memiliki kekuatan besar tercipta sekaligus menyapu daerah di sekitarnya.
Bahkan tidak hanya di Indonesia saja, orang-orang di Inggris dan Amerika Serikat juga tidak dapat melihat matahari secara jelas kerana atmosfer pada waktu itu tertutup partikel-partikel yang dimuntahkan Gunung Krakatau. Tidak hanya itu saja, ada laporan bahwa orang-orang di New York, Amerika Serikat juga mendapati banyak kerikil dan debu vulkanik jatuh dan bertebaran di sekitar daerah mereka.
Suara letusan Krakatau yang sangat keras mampu mencapai jarak sekitar 2000 mil jauhnya. Bahkan ada catatan lama yang menyatakan bahwa suara letusan Krakatau lebih keras dari suara letusan gunung Tambora pada tahun 1815.
Dari catatan para peneliti, seperti dikutip dari Bom.gov.au, energi ledakan gunung Krakatau setara dengan sekitar 200 megaton TNT, bahkan melebihi kekuatan dari ledakan bom terbesar yang pernah dibuat manusia, Tsar Bomba dengan kekuatan energi mencapai 50 megaton TNT atau juga setara dengan 13 ribu kali ledakan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepun.
Diperkirakan 36 ribu orang lebih meninggal pada saat itu dan ribuan lagi menyusul menanggalkan nyawa karena luka atau sesak nafas setelah menghirup debu vulkanik yang menyelimuti atmosfer.
Menurut tulisan di BBC (30/04), ada sekitar 2000-3000 km kubik batu dan debu panas dimuntahkan gunung satu ini. Karena kekuatan letusannya, mengakibatkan gunung Toba runtuh dan melahirkan kaldera yang akhirnya dipenuhi dengan air dan menjadi danau Toba seperti sekarang ini.