Tiada kalam tanpanya,
Tiada rasa tanpa kewujudannya,
Diciptakan ia banyak hikmahnya,
Sungguh Maha Bijaksana yang menciptakannya
Terkandung kebaikan dan keburukan darinya,
Puji, syukur, zikrullah, istighfar
itulah kebaikannya,
Urnpat, fitnah, adu domba, kata nista
antara keburukannya,
Lebih banyak keburukan yang ada padanya,
Namun, setakat manakah kita mampu
mengawalnya?
Andaikata lidah diberi hak untuk
berkata di akhirat sana,
Alangkah teruknya kita menerima
balasan dariNya,
Nau’zubillah kita mohon dariNya,
Semuanya itu terpulang kepada kita,
Sama ada untuk memberatkan timbangan
pahala lidah atau sebaliknya,
Kerna banyak kalamullah dan sabda nabi yang
bisa mengajarkan kita,
Mengenai bahana Iidah, dosa dan pahalanya,
Apakah kita tidak menghiraukannya?
- Rahsia suri rumah dapat barang murah setiap hari LIHAT SINI <<==
Sesungguhnya memang benar lidah
itu tiada tulangnya,
Terlalu lembut untuk mengata nista,
mengadu domba,
Serta memfitnah sesama saudara,
Memang manusia mudah lupa dengan
firmanNya,
Justeru,jadikanlah akal kita sebagai tulangnya
Dan sebagai ‘penapis’ kata-kata kita,
Supaya kita tidak terpesong dari
tujuan penciptaanNya,
Apakah kita sudah lupa?
Ada yang pandai berkata-kata,
Ada yang pandai berdiam diri sahaja,
Tidak kurang juga lidahnya
Sentiasa basah kerna
Banyak berzikir pada Allah Taala,
Namun, sedarkah kita,
Banyak berkata-kata mungkin banyak silapnya,
Kalam yang banyak silapnya,
maka banyaklah dosa,
Barangsiapa banyak dosanya,
maka nerakalah tempatnya,
Nabi juga telah berpesan kepada kita :
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر قليقل خيرا أو ليصمت
Bukanlah tulisan ini untuk menghentam sesiapa,
Cuma tujuanku satu sahaja,
Untuk memberi peringatan kepada kalian semua
Bukankah Khaliq kita telah
berfirman dalam Kitab suciNya,
((Beri|ah peringatan, sesungguhnya dengan
mernberi peringatan itu memberi manfaat
kepada orang yang beriman))
Oleh itu, jagalah bahasa kata kita,
Jangan disalah guna.
Renungkanlah.